" Saya kenapa ya kok susah hamil ?" , " Ada ngga obat atau terapi yang sudah terbukti bisa bikin cepat hamil ? " , "Lho, Mereka baru menikah setahun kemaren kok sudah hamil ?, sedangkan saya belum ",
Apakah anda sering menemukan pertanyaan - pertanyaan seperti
itu?,
Bagi pasangan suami istri , kehamilan atau memiliki keturunan
adalah hal yang sangat dinantikan, dan dapat meningkatkan kepercayaan diri
dalam hidup.
Namun ada sebagian dari pasangan suami istri itu susah dalam
proses kehamilan atau mendapatkan keturunan padahal mereka menikah sudah cukup
lama, sekita 5 sampai dengan 6 tahun , akan tetapi belum mendapatkan tanda -
tanda kehamilan.
Dampaknya adalah menurunnya tingkat kepercayaan diri terhadap
lingkungan sekitar ataupun pada lingkungan keluarga.
Ada banyak faktor atau penyebab susah hamil atau memiliki
keturunan, baik dari sisi pria ataupun dari sisi wanitanya.
Konsultasi ke Dokter spesialis merupakan tindakan awal yang perlu
dilakukan jika program hamil yang dilakukan seudah melewati 1 tahun , Agar
Dokter mendiagnosa apakah ada masalah didalam kesehatan pada pasangan suami
istri tersebut yang meghambat proses kehamilan, sehingga terapi atau
proses pengobatan yang dilakukan memiliki dasar yang jelas.
Berdasarkan statistik, penyebab susah
hamil dikarenakan infertilitas masing-masing pasangan. Infertilitas oleh
pihak istri sebesar 45% meliputi masalah pada saluran telur, masalah ovulasi,
endometriosis, rahim dan mulut rahim. 40% infertilitas dari pihak suami
meliputi masalah pengeluaran sperma, pematangan dan produksi sperma, infeksi
bawaan yang menyebabkan penyempitan saluran sperma, faktor imun, maupun faktor
asupan gizi. Sedangka 10-15% sisanya belum diketahui dan masih belum jelas.
Ada 20 Penyebab Susah Hamil atau Susah mendapatkan keturunan yang
perlu pasangan suami istri ketahui;
1. Sering Stress
Ternyata stress dapat menjadi penghambat proses kehamilan, karena
kondisi psikologis yang penuh gejolak dan penuh dengan tekanan ( timbul stress
) dapat menyebabkan gangguan spermatogenesis, gangguan ovulasi dan bahkan juga
dapat mengakibatkan turunnya gairah hubungan suami istri.
2. Terlalu Kurus
Bagi wanita yang terlalu kurus , juga dapat
menjadi penghambat proses kehamilan karena pada umumnya wanita yang terlalu
kurus sering mengalami gangguan pada siklus menstruasi, hal ini dapat
dimengerti sebab fungsi lemak dapat melancarkan metabolisme tubuh seseorang.
3. Kegemukan ( Obesitas )
Kegemukan dengan istilah kerennya Lemak Berlebih
, juga bisa menganggu kinerja organ tubuh , termasuk organ reproduksi itu
sendiri, ditambah dengan tingginya kadar kolesterol akan menganggu keseimbangan
hormon sehingga siklus menstruasi juga terganggu, dan jika siklus menstruasi
terganggu yang terjadi adalah akan sulit melakukan perhitungan pematangan sel
telur, ovulasi tidak dapat dideteksi dengan tepat, sedangkan melakukan hubungan
seksual diluar masa ovulasi akan sangat kecil peluangnya untuk terjadi
pembuahan.
Begitu juga pria jika terlalu gemuk , dan
khususnya terdapat timbunan lemak di daerah bagian atas kemaluan, dapat
mengakibatkan penis tampak kecil dan lebih pendek, sehingga membatasi kontak
saat berhubungan seksual, serta pria yang kegemukan dapat mempengaruhi kadar hormone
testosterone, yang mana hormon ini bertanggung jawab dalam perkembangan organ
reproduksi, dan keberlangsungan pembentukan sperma.
4. Polusi Lingkungan
Contoh, polusi udara karena kebiasaan merokok
ataupun timbal buangan dari kendaraan bermotor. Mengandung zat polutan yang
terbukti dalam menurunkan kualitas sperma pria. Sama halnya dengan ganja,
heroin, maupun kokain bisa mengkibatkan terganggunya sekresi hormon prolaktin
dan gonadotropin sehingga pelepasan sel telur pada wanita menjadi terhambat.
5. Minuman Beralkohol
Wanita yang menenggak minuman beralkohol akan
menekan produksi hormon progesteron dan estrogen, akan tetapi meningkatkan
kadar prolaktin sehingga menghambat poses ovulasi. Sedangkan pria yang akrab
dengan minumal beralkohol akan mengurangi ukuran testis dan bisa menurunkan
volume air mani, mobilitas, morfologi, maupun konsentrasi spematozoa mereka.
6. Obat-Obatan
Sejumlah jenis obat-obatan yang termasuk
golongan narkotik ataupun obat-obatan kedokteran seperti jenis antibiotik, obat
maag, obat darah tinggi, antikejang, serta obat-obatan yang digunakan untuk
terapi kanker, bisa mempengaruhi kualitas sperma dan menurunkan kesuburan
wanita.
7. Faktor Usia
Ketika wanita telah memasuki usia 35 tahun,
tingkat kesuburan mereka mulai menurun. Di usia 37 tahun, semakin menurun
drastis hingga akhirnya memasuki masa menpause di usia 40-45 tahunan. Sel telur
wanita pun semakin berkurang setiap kali mereka mengalami menstruasi, dan
lama-kelamaan habis ketika telah menopause. Sedangkan pria justru sebaliknya,
usia yang semakin bertambah tidak membatasi kesuburan mereka, di mana testis
akan senantiasa memproduksi sel-sel spermatozoa sepanjang tidak ada masalah
dengan anatominya.
8. Olahraga Terlalu Keras
Wanita yang melakukan olahraga secara
berlebihan dapat menhambat mereka mendapatkan kehamilan karena terganggunnya
siklus mestruasi. Hal ini disebabkan oleh penurunan level gonadotropin dan
peningkatkan produksi kortisol dan edorphin.
9. Terjadi Sumbatan Pada Vagina
Apabila terjadi sumbatan maka proses
penyampaian air mani menjadi terhambat. Sumbatan jenis pertama yakni sumbatan
psikogen atau sering disebut dispareunia / vaginismus. Sumbatan jenis yang
kedua yaitu sumbatan anatimis seperti vaginitis, radang vaginia yang disebabkan
oleh candida albicans / trikomonas (kuman yang hidup dalam vagina yang bisa
menghambat pergerakan sperma).
10.
Kelainan Mulut Rahim
Mulut rahim normal akan mengarah ke depan,
sehingga langsung berhadapan dengan dinding belakang vagina. Hal inilah yang
memungkinkan sel sperma untuk sampai ke dalam saluran mulut rahim. Jika terjadi
penyimpangan dari kondisi normal, seperti posisi rahim yang menghadap ke
belakang maka proses pembuahan akan terhambat sehingga sulit untuk memperoleh
kehamilan.
11.
Kelainan Rahim
Kelainan rahim biasanya disebabkan oleh
perlengketan, polip atau mioma, masalah konstraksi rahim, dan peradangan
endometrium. Yang semuanya dapat menghambat perjalanan sel sperma. Meskipun
kehamilan diperoleh, biasanya kehamilan tersebut berkakhir sebelum waktunya.
12.
Kelainan Saluran Telur
Kelainan ini merupakan masalah infertilitas
yang paling sering ditemukan. Misalnya tuba membesar secara keseluruhan atau
endometriosis, peradangan yang menyebabkan tuba memendek, pembentukan jaringan
ikat (fibrosis), dan perlekatan tuba yang mengganggu fungsi fimbria (berbentuk
rumbai-rumbai dan terdapat di bagian ujung saluran rahim).
13.
Kelainan Ovarium (Indung
Telur)
Apabila ovuarium (indung telur) ternganggu,
misal adanya kista endometriosis atau tumor dapat menyebabkan ovulasi tidak
terjadi. Lalu, bagaimana mungkin bisa hamil jika tidak ada sel telur yang siap
untuk dibuahi?
14.
Gondongan
Meskipun kemungkinan
terjadinya kecil, hanya sekitar 20-30%. Gondongan tidak bisa dianggap sepele
karena merupakan penyebab yang memungkinkan kesuburan pria terganggu. Berat
atau tidaknya gangguan kesuburan bergantung pada tingkat kerusakan testis
sebagai ‘pabrik’ sel sperma. Jika ternyata rusak parah, maka yang bersangkutan
bisa mengalami jumlah sperma nihil (asthenozoospermia). Kerusakan
seperti ini sifatnya permanen dan tidak bisa diperbaiki dengan cara apapun.
15.
Infeksi Vagina
Pada umumnya, infeksi ditandai munculnya
keputihan yang harus diberikan perhatian secara serius. Karena jika dibiarkan
berlanjut dan tidak dilakukan pengobatan, maka infeksi ini akan semakin meluas
ke atas hingga rahim atau ke adneksa yang terdiri dari indung telur, saluran
telur, otot penyangga rahim atau ligamen. Pengobatan bisa dengan obat-obatan
antibiotik yang tepat. Namun mengobati infeksi ini butuh kesabaran saat
melakukan terapi hingga infeksi benar-benar sembuh. Anda juga dapat mencegah
infeksi dengan menjaga kebersihan vagina saat buang air. Khususnya jika
terpaksa harus buang air di tempat umum yang kebersihannya kurang terjaga,
sebisa mungkin begitu menemukan air bersih untuk segera dibilas. Perhatikan
juga cara membasuhnya, yaitu dari atas ke bawah. Bukan sebaliknya, dari dubur
ke arah vagina, karena hal ini memungkinkan kuman yang bersarang di anus
terbawa ke vagina.
16.
Endometriosis
Seorang wanita dapat dikatakan terkena
endometriosis ketika jaringan endometrium tumbuh bukan di tempat yang
seharusnya. Munculnya endometriosis diduga karena rangsangan hormon estrogen
yang terlalu berlebihan, sehingga dasar pengobatannya pun dengan pengobatan
hormonal, yaitu dengan memberikan hormon anti estrogen selama paling kurang 2
bulan. Dengan demikian, diharapkan perkembangan jaringan endometrium dapat
terhambat dan tidak menjalar ke mana-mana. Celakanya, ovarium menjadi tempat
yang paling sering ditumbuhi jaringan edometrium ini. Sehingga dapat
mengakibatkan perlengketan ke usus, saluran telur, rahim, maupun organ lain
disekitarnya. Jika setelah pemberian hormon tidak didapatkan perbaikan,
biasanya akan dilakukan tindakan operasi laparoskopi atau laparotomi.
17.
Kuratase Berulang
Kuret yang dilakukan berulang kali untuk waktu
yang berdekatan, diduga dapat menjadi pemicu munculnya perlengketan pada rahim,
apalagi jika kuret tidak benar-benar steril, Endometrium menjadi menutup yang
seharusnya berbentuk rongga, dengan demikian yang bersangkutan menjadi susah
punya keturunan bahkan mandul.
18.
Kelainan Plasenta
Secara normal, plasenta dengan sendirinya akan
keluar sekitar 30 menit setelah bayi dilahirkan. Jika lebih dari 30 menit dan
tidak keluar, mau tidak mau hari segera dilakukan cara manual untuk
mengeluarkannya, meskipun resiko bisa terjadi pendarahan karena jebol-nya
pembuluh darah. Jika kondisinya teramat parah, alternatif lain yang dapat
ditempuh yaitu dengan pengangkatan rahim untuk meminimalisir pendarahan.
Kondisi inilah yang kemudian membuat rahim menjadi carut marut, dan menyebabkan
infertiltas.
19.
Riwayat Operasi
Karena setiap tindakan operasi selalu
menyisakan luka terbuka, khusunya setelah melakukan sesar dan operasi usus
buntu. Peluang terjadinya perlengketan sering disebabkan oleh proses sesar yang
tidak benar, menyisakan banyak darah, atau mereka yang penyembuhan lukanya
kurang bagus seperti lukanya belum kering dalam waktu seminggu setelah operasi.
Inilah pentingnya melakukan kontrol kepada dokter yang menangani operasi
tersebut.
Sementara melakukan sesar untuk kedua kali
atau seterusnya membuat kemungkinan terjadinya perlengketan antara rahim dan
dinding perut, usus, dan juga kandung kemih semakin besar.
20.
Varikokel
Varikokel adalah varises akibat pelebaran pada
katup pembuluh darah balik yang terjadi di kantung testis. Pembuluh darah yang
melebar di katup vena ini tentu akan mengganggu fungsi testis sebagai tempat
produksi sel sperma, mempengeruhi jumlah maupun kaulitas sperma yang
diproduksi.
Sumber : akuinginhamil.com
EmoticonEmoticon